PENGALAMAN NAIK PESAWAT SAAT PENDEMI COVID 19, SEKARANG MUDAH

Hallo semua, kali ini aku akan berbagi cerita tentang naik pesawat saat pendemi covid seperti saat ini. Covid masuk di indonesia pada awal tahun 2020, dan mulai berkembang dengan cepat pada maret sampai saat ini. Karena penularannya yang begitu cepat maka pemerintah mengeluarkan himbauan agar tidak berkerumun dan membatasi akses. Ini sangat berpengaruh pada sektor transportasi. 


Untuk jalur darat seperti mobil, kereta jarak dekat ataupun bus sudah mulai longgar. Tapi untuk transportasi umum seperti kereta, pesawat dan kapal besar nampaknya masih ketat aturannya. Ini masih bisa di maklumi karena memang negara tercinta masih dalam masa pendemi. Nah di artikel ini aku akan meruncing ke pesawat yahh.

Pada april sampai dengan juni kalau tidak salah, untuk naik pesawat masih banyak peraturan. Dan yang paling ribet untuk area jabodetabek adalah Surat ijin keluar masuk. Mungkin jika memang domisili atau ber-KTP jakarta tidak ribet, tapi kalo yang anak rantau pasti ribet sekali karena harus urus ini-itu, ke RT, ke RW dll. 

Tapi sekarang sudah agak longgar dimana hanya perlu melampirkan rapid test dan CLM. Ditambah lagi jika sekarang masa berlaku rapid test di perpanjang jadi 14 hari. Jika di aturan sebelumnya Rapid Test berlaku 3 hari saja dan PCR 7 hari. Sekarang keduanya berlaku 14 hari sejak di surat kerangan di lakukan. Diaturan yang sebelumnya juga biaya untuk melakukan test tersebut sangat mahal, masih 300 ribu keatas, Tapi sekarang untuk rapid test sudah murah, kebanyakan mulai dari 100 ribu rupiah dan kadang jika ada promo di bawah 100 rubu. 

Jadi kesimpulannya untuk naik pesawat kalian bisa rapid test atau PCR untuk penerbangan domestik, dan untuk internasional harus PCR. Masa berlaku ke duanya 14 hari.

Dokumen Penerbangan Domestik

Jika kalian beli tiket lewat traveloka atau tiket.com atau aplikasi lainnya, setelah e-tiket terbit disana akan ada syarat dan ketentuan terbang termasuk dokumen yang harus kalian siapkan. 

Nah untuk penerbangan domestik dari jakarta saat ini membutuhkan Rapid test / PCR , E-HAC dan CLM. Hal ini udah banyak banget yang bahas, tapi akan ku jelaskan juga di sini satu-satu, karena kebanyakan cuma jelasin caranya aja.

Rapid Test

Untuk cara/pengalaman rapid test aku sudah buat artikel tersendiri, klik di sini.

Rapid test nya aku pakai yang drive thru karena lebih murah, cepat dan hasilnya cepat, cuma sehari jadi. Karena aku pakai drive thru, hasilnya di kirim lewat email, dan harus di cetak ya guys. Karena di bandara akan di cek dan di cap/stempel dari pihak bandara sebelum check in.


Tapi kalau kalian mau test langsung di sana juga boleh, di Bandara soekarno hatta ada tapi kalian harus datang 4 jam sebelumnya ya. Karena untuk mengeluarkan hasil test nya perlu beberapa jam. Kalo ambil sempelnya sih sebentar.

Jadi di sini aku menyarankan kalian test di luar aja, drive thru lebih tepatnya. Karena kalau kalian rapid test di luar kalian tidak perlu datang 4 jam lebih awal. 1 jam sebelum keberangkatanpun sudah aman, tapi lebih baik datang 2 jam sebelum keberangkatan menurutku, biar santai.

E-HAC

Untuk melengkapi dokumen E-HAC kalian bisa lewat aplikasi atau minta dokumen kertas kuning pada petugas dan isi langsung di bandara. Untuk aplikasi kalian bisa cari di play store, ketik aja E-Hac. Awalnya aku bingung, E-hac ini harus di isi kapan, karena takutnya ada persyaratan lainnya. 


Nah E-Hac ini bisa kalian urus atau isi setelah kalian Check in ya guys, karena nanti kali akan isi pesawatnya no berapa, duduk di kursi nomer berapa dan berakat dab tiba pukul berapa, dan informasi itu kalian dapat setelah kalian check in.

E-Hac ini akan di minta saat kalian sudah sampai di tempat tujuan / bandara tujuan. Jadi jika kalian isi lewat aplikasi/web kalian bisa isi setelah check in dan kalau kalian mau manual alias isi dokumen kertas kuning kalian bisa dapatkan di bandara tujuan, tapi tidak semuanya ya kadang dari bandara asal. 

Nah kemudian sebelum kalian keluar dari bandara tujuan kalian harus scan barcode jika lewat aplikasi dan menyerahkan kertas kuning yang sudah di isi jika manual.

Jadi kesimpulannya, kalian tidak perlu khawatir untuk yang E-Hac ini. Kalian bisa isi dengan cepat baik sebelum atau sesudah terbang. Pengisiannya juga mudah dan sedikit.

CLM

Corona Likelihood Metric (CLM) merupakan aplikasi pengujian atau screening mandiri berteknologi machine learning. Jadi katanya ini bisa mendeteksi ada atau tidak kemungkinan kamu terkena virus corona dengan cara mengisi/ menjawab beberapa pertanyaan, kalo kalian ngisinya beneran jujur, tapi harus jujur ya untuk kebaikan bersama. 


Kalian bisa menjalani tes dengan mendownload aplikasi Jaki di HP kalian. Jadi kalian masuk aja di play store atau sejenisnya kemudian ketik aja JAKI. Kemudian plih menu CLM, nanti kalian akan mendapat beberapa pertanyaan, enggak susah kok, gampang. Dan satu kali test berlaku untuk seminggu. 

Sebelum kalian keluar dari halaman , sebaiknya kalian screenshoot dulu ya hasil testnya. Buat bukti kalo di tanyaain pihak bandara. Tapi asli, test ini sama sekali enggak di tanyain sama pihak bandara baik keberangkatan atau kedatangan. Tapi ga tau juga sih kalo udah terkoneksi langsung sama tiket kita lewat KTP. Ya lebih baik di isi aja ya, biar aman dan nyaman , karena ngisinya gampang.


Saat Keberangkatan

Nah tadi udah bahas dokumennya. Sekarang kita bahas saat keberangkatan yaa, dari awal sampai terbang. Selain dokumen kalian harus banget pakai masker ya, ada dokumen tapi gak pakai masker langsung di usir kalian.

Jadi setelah sampai di bandara, bandara soehatta lebih tepatnya. Kita akan ke terminal keberangkatan domestik, aku di terminal 2E. Saat masuk kita akan baris untuk verivikasi hasil rapid test. Disinilah yang aku bilang kalau kalian rapid test di luar maka kalian harus cetak hasil test nya ya. Karena di sini akan di cek oleh petugas, di beri tanda di hasil tes, kemudian di cap dan di beri tanggalnya oleh petugas.


Kalo hasilnya oke maka boleh masuk, Setauku hasil yang boleh masuk adalah Negatif atau Non-reaktif. Kalo positif sudah pasti tidak boleh tapi kalo reaktif kayaknya juga tidak boleh, karena reaktif condongnya ke positif.

Proses cek nya sebentar kok, cuma beberapa detik tidak ada setengah menit. Nah kemudian masuk selanjutnya check in, Saat check in sama seperti biasa seperti menunjukkan e-tiket dan KTP , tapi ketambahan satu yaitu hasil rapid test yang sudah di cek pihak bandara tadi. Selebihnya sama seperti biasanya, seperti cek barang dan nunggu di ruang tunggu.

Saat masuk pesawat juga sama aja, cuma aku kan mampunya baru kelas ekonomi yang kalo duduk jejer bertiga, nah karena pendemi jadi di seling, jadi kursi tengah kosong, pinggir-pinggirnya aja yang isi. Saat terbangpun ga ada bedanya, sama aja.


Saat kedatangan

Setelah mendarat juga sama aja, cuma bedanya sebelum kalian keluar dari pintu keluar kalian akan di minta sacn barcode E-hac atau menyerahkan kertas kuning yang sudah kalian isi. Setelah keluar ya biasa aja seperti biasa.


Nah segitu aja cerita dari aku. Jadi dokumen yang harus kalian ada 3 tadi, tapi yang paling penting adalah rapid test dan tiket tentunya. Yang lainnya bisa kalian isi mendadak alias tanpa persiapan juga bisa. Selebihnya sama seperti biasa tapi harus mengenakan masker yaa, syukur-syukur bawa handsanitaizer okeee. semoga bermanfaat




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SLIME KIT SlimeDong - Paket Pembuat Slime 100% berhasil

Slime merupakan mainan di segala kalangan, entah itu anak-anak maupun orang dewasa. Konon katanya Slime bisa membatu untuk merefleksi otak d...